Minggu, 25 Februari 2024

Meraih Berkah Bulan Sya’ban Meningkat Dari Zikir Ke Wirid

Meraih Berkah Bulan Sya’ban Meningkat Dari Zikir Ke WiridRM.id  Rakyat Merdeka - Dari segi bahasa, dzikir berasal dari akar kata dzakara-yadzkuru-dzikran berarti menyebut, mengucapkan, mengagungkan, mensucikan, dan mengingat. Dzikrullah biasa diartikan berarti menyebut-nyebut (nama) Allah SWT seraya mengingat-Nya. Sedangkan wirid berasal dari akar kata warada-yaridu-wuruda, wirdun berarti datang, sam­pai, mendatangi, menyebutkan. Wirid seakar kata dengan wardah berarti bunga mawar. Kata dzikr dan wird dari segi bahasa memiliki makna yang sama yaitu menyebut atau mennyucikan.

Dalam pengertian popular, zikir lebih banyak berarti penyebutan dan penyucian nama Allah SWT. Sama denganpengertian populer dari wrid. Termasuk makna zikir dan wirid ialah membaca Kalam Allah yakni Al-Qur’an. Keduanya juga sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bedanya hanya dari segi ketentuan penyebutan dan pengungkapan. Zikir biasanya tidak ditentukan jum­lah, waktu, dan tempat pelaksanaannya. Kapan pun dan di manapun bebas menjalankan dzikir. Sementara wirid biasanya ditentukan jenis, jumlah, waktu, dan ketentuan pengamalannya. Bacaan yang dibaca pada waktu zikir ti­dak ditentukan, tergantung apa yang dihafal atau apa yang dikuasainya. Sedangkan wirid sudah ditentukan jenis bacaan, tidak bisa ditawar panjang pendeknya. Wirid inilah yang lebih memerlukan alat bantu seperti tasbih, buku-buku dan amalan-amalan tertentu.

Tentu yang lebih baik ialah wirid. Zikir terkesan temporary, dilakukan saat hati sedang dalam keadaan khusus (mood), misalnya ketika seorang sedang menghadapi masalah, mempunyai hajat lebih besar, atau sedang dalam bahagia dan mengungkapkan rasa syukurnya dalam bentuk berzikir. Jika tidak dalam keadaan mood bisanya zikir dilakukan seadanya atau tidak samasekali. Sedangkan wirid lebih bersifat permanently, dalam keadaan apapun dan di manapun, selalu mengamalkan rutinitas wiridnya. Jika ia meninggal­kan wiridnya seperti meninggalkan sebuah kewajiban, ada sesuatu yang kurang. Dengan demikian ahli wirid lebih kuat ketimbang ahli zikir.

https://informasinecis.blogspot.com/

Di dalam Al-Qur’an zikir dan wirid sangat dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam ayat: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram/Q.S.al-Ra’d/13:28). Ayat ini menginformasikan bahwa zikir dan mengingat Allah SWT akan menenteramkan hati. Dalam ayat lain Allah SWT memberikan informasi lebih lanjut: Wasabbihu bukratan wa ashila (Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang/Q.S. al-Ahdzab/33:42). Ayat pertama menyerukan zikir dan ayat berikutnya menyerukan untuk meningkatkan zikir menjadi wirid.

Rasulullah SAW telah mengisyaratkan agar pengamalan zikir dilembagakan dan amalkan secara terukur menjadi wirid. Dalam kitab Riyadh al-Shalihin, kumpulan hadis-hadis shahih yang disusun oleh Imam ASl-Nawawi, dan hingga saat ini menjadi salahsatu kitab wajib di Pndok-pondok pesantren di Indonesia, disebutkan sebuah riwayat bahwa suatu ketika para pekerja dan pelayan menghadap kepada Rasulullah Saw untuk diajari sesuatu yang bisa membuat dirinya setara dengantuannya, yang bukan hanya melakukan ibadah tetapi juga bersedekah dan berinfak. Sedangkan kami para pekerja dan pelayaan hanya bisa beribadah tetapi tdak punya kemampuan untuk bersedekah dan berifaq. Rasulullah Saw mengajari mereka dengan dzikir: Jika kalian membaca subhanallah, al-hamdulillah, dan Allahu Akbar masing-masing tiga kali seusai shalat fardhu maka kedudukan kalian sama dengan tuan-tuan kalian di mata Allah SWT. Para pekerja dan pelayan mengamalkan wirid itu setiap usai shalat fardhu.

Tuan-tuan para pekerja dan pelayan mengamati kebiasan baru karyawannya, akhirnya mereka juga mengamalkan wirid itu. Kelompok pekerja dan pelayan kembali men­datangi Rasulullah Saw mengadukan kalau tuannya juga mengamalkan hal yang sama. Mereka meminta sesuatu yang lain agar nanti di akhirat tidak kalah dengan tuan-tuannya. Rasulullah Saw menjawab "Sesungguhnya Allah memberi petujuk kepada siapa yang dikehendakinya". Hadis ini mengisyaratkan pentingnya meningkatkan kualitas zikir menjadi wirid. Allahu A’lam.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 3, edisi Minggu, 25 Februari 2024 dengan judul "Meraih Berkah Bulan Sya’ban (13) Meningkat Dari Zikir Ke Wirid"