Kamis, 01 Mei 2025

China Makin Agresif, FBI Sebut AS Hadapi Bahaya Besar

 


KABARCITA - Amerika Serikat (AS) menghadapi ancaman serius dari serangan siber yang terus-menerus dari China. Pejabat FBI memperingatkan tentang peningkatan serangan yang menargetkan infrastruktur kritis di AS, seperti telekomunikasi, energi, dan perairan. Serangan canggih ini sering kali tidak terdeteksi untuk waktu yang lama. 


Dalam wawancara, Deputi Asisten Direktur FBI, Cynthia Kaiser, menjelaskan bahwa kelompok siber yang didukung pemerintah China menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi serangan mereka. Meskipun tidak semua upaya serangan berhasil, dampak AI memudahkan penyerang untuk memetakan jaringan yang disusupi dan menentukan langkah selanjutnya. 


Kaiser menekankan pentingnya memiliki pertahanan yang kuat dan membatasi akses yang tidak sah, serta mengurangi pergerakan penyerang dalam sistem. Insiden terbaru menunjukkan ancaman nyata dari serangan China, seperti kelompok Volt Typhon yang memanfaatkan router tua untuk membangun botnet, serta Salt Typhoon yang berhasil menyusup ke perusahaan telekomunikasi AS. 


Sebagian besar akses diperoleh dengan menargetkan perangkat lama yang tidak diperbarui, mengeksploitasi kerentanan untuk masuk ke sistem. Penyerang kemudian bergerak secara lateral dalam jaringan untuk mencapai tujuan mereka. 


FBI terus menyelidiki penggunaan AI dalam operasi siber, dengan fokus pada taktik yang diterapkan oleh China dan kelompok penjahat siber. Selain serangan digital, AI juga digunakan untuk penipuan baru, seperti penggunaan teknologi deepfake yang memungkinkan penyerang menipu karyawan dengan menyamar. Banyak orang mungkin tidak mempertanyakan keaslian permintaan yang mereka terima. 


Karena perkembangan AI, semua pihak perlu lebih waspada terhadap penipuan yang ada di dunia digital.



Narasumber https://informasinecis.blogspot.com/

www.slot-500.org

www.slot1000k.com

www.bet-888.org