Rabu, 07 Mei 2025

Gelombang PHK Mengintai: Alasan di Balik Sulitnya Dapat Pekerjaan Saat Ini

 


INFORMASINECIS - Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi sejak pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga kini, dengan banyak perusahaan teknologi yang memangkas karyawan karena ketidakpastian ekonomi. Selain itu, kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) menimbulkan kekhawatiran akan lebih banyak PHK di masa depan karena AI dianggap dapat menggantikan peran manusia. 


Ada perdebatan mengenai peran AI, dengan sebagian orang berpendapat bahwa AI hanya akan membantu manusia, sementara yang lain percaya AI akan lebih pintar dan dapat menggantikan pekerja. Survei terbaru melibatkan 200 pemimpin HR di dunia menunjukkan bahwa banyak yang berencana untuk memperluas penggunaan pekerja digital dan berinvestasi pada agen AI dalam dua tahun ke depan. Riset ini mengindikasikan adanya kesepakatan kuat di antara para HR mengenai potensi transformasi yang dapat dibawa oleh agen AI. 


Sebanyak 77% pemimpin HR percaya bahwa agen AI akan berperan penting di tempat kerja dan dalam transformasi perusahaan, dengan prediksi adanya peningkatan 327% dalam penggunaan agen AI dalam dua tahun. Mereka juga melihat adanya kebutuhan besar untuk agen AI, dengan 24% pekerja global akan mengambil peran baru terkait pekerjaan digital di masa depan. Pada tahun 2030, 80% HR yakin sebagian besar perusahaan akan membangun lingkungan kerja kolaboratif antara manusia dan agen AI. 


Dari penelitian, muncul implikasi positif bahwa produktivitas manusia akan meningkat 30% dan beban pekerjaan mereka akan berkurang 19% berkat bantuan AI. Banyak HR percaya bahwa AI dan pekerja digital akan membantu karyawan manusia beralih ke posisi yang lebih bermakna. Namun, pekerja harus siap beradaptasi, karena 77% HR menyatakan bahwa agen AI akan mengubah struktur organisasi perusahaan. Sebanyak 81% HR mulai bersiap menghadapi adopsi AI, dengan 20% sudah menerapkan agen AI dan 61% merencanakan pelatihan bagi pekerja. 


Keterampilan yang akan paling dibutuhkan adalah soft skill karena sulit diajarkan kepada mesin AI. Contoh soft skill termasuk kemampuan membangun hubungan, kepercayaan, empati, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Tiga perempat dari HR menyatakan bahwa kebutuhan akan soft skill akan meningkat di lingkungan kerja. Mereka berencana untuk mengalihkan tugas pekerja ke peran yang lebih berfokus pada hubungan, sementara pekerjaan di bidang layanan pelanggan, operasional, dan keuangan akan berkurang dan bertransformasi dengan keberadaan agen AI. 


Secara keseluruhan, masa depan dunia kerja diperkirakan akan menjadi hibrida dan lebih otomatis, dengan manusia dan agen AI berfungsi sebagai mitra. Laporan juga mencatat 83 juta lapangan kerja berisiko hilang antara 2023 hingga 2027, dengan 23% tenaga kerja di berbagai bidang akan mengalami perubahan besar. Indutri seperti media, hiburan, dan olahraga akan sangat terpengaruh. 


Sebaliknya, perkembangan teknologi AI diperkirakan akan menciptakan peluang baru di berbagai bidang, dengan beberapa pekerjaan yang berkembang antara 2023-2027 mencakup spesialis AI, analis keamanan informasi, insinyur fintech, dan desainer komersial. Laporan tersebut mengharapkan bahwa informasi ini berguna untuk memahami iklim kerja yang sedang berkembang.




Narasumber https://informasinecis.blogspot.com/

www.slot-500.org

www.slot1000k.com

www.bet-888.org